Jumat, 13 September 2013

Les Incantades (Islas de Galapago)

Galapagos,
hmm siapa yang akan mengira terperangkap dalam neraka dunia ini. Ooh, semoga Tuhan selalu memberi perlindungan dahsyat kepada para pelayar yang terdampar di sini. apa itu neraka dunia? bukankah mereka pernah mengatakan itu? lalu, mengapa itu mempesona? aku semakin bingung oleh evolusi.

Galapagos,
terlalu aktif, terlalu bergerak. dimanakah Fernandina? dimanakah Isabela? dimanakah Espanola? semua telah berubah kah? dari yang merah menjadi hitam, dari yang aktif menjadi mati, dari yang ganas menjadi lunak. muncul dan tenggelam, muncul dan tenggelam, muncul dan tenggelam.

Galapagos,
hey Darwin, pantas pendahulumu takut, mereka melihat naga dari lautan, mereka melihat raksasa dalam kepulauan, mereka melihat si penukar sayap dengan kerampingan. mungkin inilah daerah terkutuk! lebih terkutuk di saat kau minum dari tanahnya itu lebih asin dibanding lautnya.

hey Darwin, apa yang kau temukan? sebuah perubahan besar katanya. apa itu? terilhami dari neraka tersebut. Ups, aku salah! maaf, bukan kau yang bilang itu neraka tapi pendahulumu tapi kau tak perlu berpura-pura untuk menutupi ketakutanmu di pulau itu, kau pun merasa tak jauh beda dengan pendahulumu.

hey Darwin! ssst, ternyata kau sedang melihat lebih dekat, dan lebih dekat lagi. mengilhami sebuah asal muasal kehidupan. hingga perubahan besar terjadi setelahnya. kau sedang melihat kerangka burung beo! baiklah, aku tak mau mengganggu. 

Galapagos, 
tenaga vulkanik yang memberi tekanan untuk ada dan tiadanya pulau-pulau, pertemuan panas dingin yang memberi kekayaan pada lautan, pergerakan yang membuat pewarnaan pada pulau memberi kehidupan. dan muncullah kekayaan. 
kekayaan Katulistiwa yang membelalakkan mata, 
keanekaragaman yang langka, 
kehidupan yang ditemukan, 

Galapagos, 
dengan booby si kaki biru menyentak ombak, dengan iguana laut di tepi karang, dengan sally light foot yang merah terang, dengan kadal lahar yang memakan lalat si singa laut, dengan burung Finch yang memamah parasit si penyu raksasa, dengan flamingo besar yang putih langka, dengan elang pemangsa iguana laut, dengan comorant yang tak dapat terbang tetapi memilih ramping, dengan paus sperma di lautan, dengan burung hantu bertelinga pendek yang menunggui petrel galapagos, dengan lebah-lebah yang mendengung mencari nektar

dari Galapagos, kita belajar bahwa semua akan berubah dan beradaptasi dengan lingkungannya. siapa yang tak dapat menyesuaikan, dialah yang binasa. lalu keabadian muncul disertai dengan tarian ritual masa lampau yang berhasil

"Hidup memang keras tetapi hidup bukan neraka" 
"dari hitam dan putih bisa menjadi berwarna" 
"dari yang terkutuk menjadi Les Incantades" 





#Galapagos (Kepulauan Kura-kura) yang mengilhami Charles Darwin menemukan teorinya.



Baca juga:
3 Hati. 2 Cinta. 1 Dunia

Minggu, 21 Juli 2013

tapi tidak dengan cinta...

inilah suatu masa dimana kita bisa merasa
begitu merasa
suatu hari kau dan aku bersama dengan dekap
begitu dekat
kita berpikir atau malah bertanya?
hanya kita yang menduga

aku takut kau pun takut
tak berani berkata ini apa
aku mau kau pun ternyata mau
urusan hati paling dinanti tak mau pergi

terlalu muda atau naif urusan ini
kita hanya tak berkata
lagi dan lagi
merasa dunia akan mendukung kita

tapi waktu pun menjawab
karena kita tak mampu berkata
hari-hari yang dilalui hanyalah tanya
kini adalah pijakan yang mesti dijawab

aku pikir untuk tetap pada jalan ini 
tapi waktu pun yang menentukan
kau berbeda dalam hal ini
berbelok untuk menepi dalam kebenaran

aku tertinggal
jujur, aku tertinggal dari kesebelahpihakanmu
aku mengerti dalam kebenaran ini
kau malah lebih mengerti

tapi, saat ini aku dan kau telah jadi lain
sombong berpikir paling benar
aku yang terlalu angkuh agar dihargai
kau yang terlalu angkuh agar sendiri

kita memang berbeda dalam cara
kita memang berbeda dalam pikir
kita memang berbeda dalam bicara
tapi tidak dengan cinta... 

Rabu, 26 Juni 2013

KUDIS (Kunjungan Industri) BIOLOGI Tahun 2013

Bring Our Knowledge To The Real Experience Itulah tema yang diusung Kunjungan Industri Biologi 2013. Kunjungan industri ini diadakan pada tanggal 7 Juni 2013 membawa segudang ilmu dan wawasan yang luas dari aplikasi ilmu dan dunia perindustrian. Kegiatan ini merupakan kegiatan pertama yang dilaksanakan oleh Civitas Biologi yang diinisiasi oleh Himabio khususnya Divisi PSDM. Kunjungan industry ini ke PT Amerta Indah Otsuka dan PT Yakult Indonesia.
Kunjungan industri di PT Yakult Indonesia, Sukabumi
Kunjungan industri yang diikuti oleh 100 mahasiswa Biologi ini mendapat sambutan yang baik dari kedua pihak industry. Pada pukul 09.00 WIB, bus kami sampai di PT Yakult Indonesia. Kami segera masuk ke dalam sebuah ruang dan mendengarkan penjelasan tentang produk Yakult serta pemutaran video produksi oleh salah satu pihak Propaganda Yakult. Penjelasannya meliputi awal penemuan Yakult, manfaat Yakult, bagaimana Yakult diproduksi hingga aman dikonsumsi, dan penanganan limbah pabrik Yakult. Penemuan Yakult diawali dari penelitian seorang dokter, yaitu Dr. Minoru Shirota yang berkonsentrasi pada mikroorganisme  menguntungkan untuk pencegahan penyakit. Ia mengembangkan bakteri asam laktat yang mampu melawan bakteri berbahaya yang mengganggu sistem pencernaan. Pada tahun 1930, Dr. Minoru Shirota menjadi orang pertama yang mengembangkan mikroorganisme yang bermanfaat bagi pencernaan manusia yang kemudian dinamakan Lactobacillus casei Shirota strain. Pada tahun 1935, Dr. Minoru Shirota berhasil menciptakan minuman probiotik Yakult yang mengandung bakteri berguna Lactobacillus casei Shirota strain yang bermanfaat bagi pencernaan manusia. Minuman ini kemudian dijual di Jepang dengan harga yang terjangkau. Maka dari itu, Yakult dikenal sebagai pelopor minuman probiotik. Dalam mendukung usaha penelitian pada bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, pada tahun 1967 didirikan pusat penelitian Mikrobiologi Yakult (Yakult Central Institute for Microbiological Research) di Tokyo, Jepang. Yakult Central Institute telah melakukan beragam penelitian untuk mengembangkan produk-produk dengan menggunakan bakteri yang bermanfaat.
Selanjutnya, kami diajak untuk melihat proses produksi di lantai 2. Di ruang tersebut, terlihat tangki-tangki dan mesin-mesin otomatis yang memproduksi Yakult. Di dalam ruang Quality Control, terlihat pegawai-pegawai laboratorium yang bekerja. Alat, ruang, dan mesin dijaga kebersihannya dan dikontrol prosesnya untuk menjamin kualitas produk. Setelah itu, kami kembali ke ruang lantai 1 untuk tanya-jawab dan mendengar penjelasan kembali. Sebuah kebanggaan, saat itu, Yakult pun dikunjungi oleh Manager Marketing dari Yakult Singapura sehingga tanya-jawab pun semakin menarik. Pengetahuan kami di bidang mikrobiologi menjadi lebih berwarna setelah mengetahui proses pembuatan Yakult.
Kunjungan industri di PT Amerta Indah Otsuka, Sukabumi
PT Amerta Indah Otsuka adalah tujuan berikutnya dari kunjungan industri ini. Setelah melaksanakan sholat Zuhur, kami bergegas ke pabrik tersebut yang jaraknya pun tidak jauh dari PT Yakult Indonesia. Kami segera disambut oleh pihak R&D dan dibagikan semacam koin untuk mengambil salah satu produk pabrik ini, yaitu Pocari Sweat.  Di sebuah auditorium berlatarkan pemandangan Gunung Salak, kami mendengarkan penjelasan tentang bagaimana Pocari Sweat ditemukan, bagaimana cara produksinya, dan penanganan limbah. Pocari Sweat merupakan minuman pelopor pengganti ion tubuh yang awalnya dikembangkan di Otsuka Pharmaceutical Co, Ltd atas prakarsa Direktur Akahiko Otsuka. Pembuatan formula Pocari Sweat diawali dengan serangkaian penelitian terhadap konsep, komposisi, dan rasa oleh Harima dan Akahika Takaichi yang merupakan tenaga ahli di Otsuka Pharmaceutical Co, Ltd. ‘Pocari’ berarti menyegarkan, ‘sweat’ berarti keringat. Konsep minuman ini adalah minuman kesehatan yang menyegarkan dapat dikonsumsi untuk menggantikan ion tubuh yang keluar melalui keringat. Pada tahun 1980, Pocari Sweat diperjualkan secara bebas dengan tujuan menjelaskan konsep produk kepada masyarakat di Jepang dan menciptakan pasar baru dalam dunia perindustrian. Pocari Sweat dipasarkan di Indonesia pada tahun 1989.
Pembuatan minuman tersebut dilakukan secara otomatis dengan mesin. Dan terdapat dua teknologi dalam filling cairan ke dalam kemasan, yaitu dengan cara aseptic atau cold filling dan o-hot. Kedua teknologi itu pun berbeda dalam penggunaan biji resin dalam pembuatan botol kemasan. Setelah itu, kami masuk ke dalam galeri produk PT Amerta Indah Otsuka yang dipasarkan di Indonesia dan luar negeri.

Sore, sekitar pukul 15.30 WIB, kami segera menuju bus dan meninggalkan Sukabumi. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan untuk menjadi pembelajaran yang berharga. Bukan hanya pengaplikasian ilmu yang didapat di kampus tetapi pengalaman orang-orang sukses yang kami saksikan dalam pemutaran video pun kami dapatkan. Semoga kunjungan industry ini membuka wawasan dan stimulus untuk meningkatkan potensi diri.  

Sabtu, 23 Maret 2013

Kesempatan itu harus dipertimbangin!

"Kesempatan itu harus dipertimbangin!" Ayah berulang kali berkata seperti itu di sela-sela waktu bersama.
Nggak aneh kalau orang tua mau yang terbaik buat diri anaknya. Dan sebagai orang yang udah lebih tua dan pasti banyak pengalaman, gue juga nggak menampik pemikirannya. Pendapat ayah tentang studi gue dimulai setelah gue ngomong ke bokap tentang fasttack, itu loh dalam 5 tahun bisa S1 dan S2. Gue bilang ke bokap karena gue pikir itu hal yang biasa, ada ini ituh di kampus ya terbuka aja. Eh, salah pikir gue, ayah gue justru tertarik sama program begituan, yang alhasil membuat gue galau. 
Awal gue cerita saat itu lagi anterin gue balik ke Bogor, perbincangan di atas motor serasa santai banget dan nggak ada tuh unsur ini itu di dalamnya. Suatu hari gue balik ke rumah, ayah mulai berbincang tentang karirnya dan keinginannya. Maklum, gue anak pertama dan gue suka dengerin ayah curhat masalah begituan walau nggak jarang juga gue ikut komentar berkebalikan sama ayah. Ayah mulai ngomongin studi, dia mulai mencanangkan kata "Kalau menurut ayah, bagus ada fasttrack". Ok, gue nggak ambil pusing sih, itu kan pendapat ayah, nah mulai gue balikin dengan pendapat gue bahwa gue nggak mau di kampus yang sama, gue mau lanjut di luar negeri. Stop bicara itu bagi gue, ternyata stop semacam pending bagi ayah. 
Tepatnya, saat gue sebagai pagar ayu di hajatan saudara, di tengah hujan deras, ayah ngomongin praktek lapang buat gue, syalalala... lama-kelamaan menjurus ke fast track (lagiiii). Kesana kemari ayah bicara tentang pengalamannya, temannya, dan orang-orang yang dikenalnya yang intinya, studi pasca itu perlu. Gue nggak bisa komentar apa-apa di situ karena gue bingung. Gue inget hal-hal tentang pengorbanan ayah buat gue serta kebebasan gue buat kemana aja, nggak pernah beliau melarang gue asal itu baik. Gue kayak dilema tuh di situ, gue sebagai anak ingusan tau apa sih dibanding beliau (gue pikir). Dan buktinya, niat gue bersama sahabat-sahabat SMA buat hiking ke Semeru, ayah dan umi gue membalas sms dengan mudahnya bilang 'boleh', dan nggak banyak tanya padahal umumnya kan banyak tanya (hhe), begitu percayanya mereka sama gue. 
Sekarang, ayah lama-kelamaan seperti memaksa buat ambil fast track. "Kapan lagi? Coba pikir kalau udah masuk dunia kerja, nanti malah nggak kepikiran ambil S2. Mungkin nantinya, bisa memperlancar kamu buat di dunia kerja". Dan kata-katanya keluar "Kesempatan itu harus dipertimbangin!"
Pertimbangin, dulu udah pernah tapi nggak seberat ini. Gue menyusun mimpi, gue akan kerja di industri pangan, terus gue belajar dari situ buat mendirikan perusahaan di bidang pangan. Yah, emang nggak jelas sih, tapi gue kan udah menyusun sebuah mimpi. Sekarang, kalau dilawan sama argumen ayah yang merujuk pada fast track, kayaknya kalah. Nggak ada jaminan emang terhadap keinginan gue dan ayah. Tapi, gue pikir apa bisa gue mengecewakan ayah gue walau itu sebuah keinginannya? Dan gue nggak mau dan nggak akan pernah membuat orang tua kecewa. 
Teman sudah gue minta pendapatnya, ada yang mendukung dan sebaliknya, tapi tetap ujungnya pada pilihan gue. Dosen pembimbing akademik pernah mendukung tapi nggak gue pikirin banget-banget, selanjutnya gue bakal minta pendapatnya lagi dan pasti gue pikirin pake banget. Gue juga belum mencurahkannya detil sama Allah swt, berharap Dia tahu dulu kegalauan gue dan usaha gue cari penerangan, dan pada waktunya gue nanti akan meminta petunjuk-Nya di sholat istikharah. Semoga mendapat petunjuk.
Inilah jalan hidup bersimpangan, dan gue harus mutusin sepuluh hari lagi...

Rabu, 06 Maret 2013

Upgrading Himabio Kabinet Neuron 2012/2013 (1)

Kapan lagi saatnya? Menyatukan impian serta visi kita dalam sebuah kabinet baru. Kalau tidak datang, bisakah kita menjadi keluarga yang utuh? Karena hari ini adalah awal dari aksi kita, menyatukan semangat serta hati kita!

Design Neuron Himabio (Mg) 1
Himpunan Mahasiswa Biologi Kabinet Neuron mulai unjuk gigi! Berawal dari Upgrading dengan konsep yang lain dari sebelumnya. Upgrading yang diketuai oleh Bustomi dan dibantu dengan para PSDM squad lainnya, diadakan dua hari, yaitu Sabtu, 2 dan 9 Maret 2013. Lebih menggugah! Yuk, kita lihat acaranya seperti apa...

Sabtu, 2 Maret 2013, pukul 08.30 WIB, disiarkan langsung dari Ruang Pinus 2 Faperta, Mega dan Arif (master of ceremony) memulai acara dengan gaya dan prolog yang menyenangkan. Opportunity cost, kalau Arif bilang, analogi dari kehadiran teman-teman Himabio sebagai perelaan dari sesuatu karena memilih sesuatu yang lain. Pastinya, teman-teman Himabio tahu itu hal yang sangat bermanfaat dan penting, maka mereka hadir di acara upgrading dengan nama Neurobrightor (Neuron upgrading for the best biology legislator). Wuuuih, keren bukan namanya? Keren juga loooh acaranya.

Acara pertama dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an oleh Zulfikar Arsa, ketua divisi PSDM. Selanjutnya, menanjak menjadi syahdu dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne IPB. Terus ada sambutan dari Bustomi dengan gaya Bung Karno dan sambutan dari Ahmad Rifai dengan gaya Pak Umar Bakrie. Materi pertama bertemakan Himabio dari generasi ke generasi. Ahmad Rifai (Ketua Himabio 2012/2013) sebagai moderator, mempersilahkan Kak Yadi, Kak Ridwan, dan Kak Fajar untuk mengungkapkan bagaimana Himabio itu pada zamannya. Kak Yadi, dengan presentasinya menjelaskan pentingnya sebuah komunikasi atau silaturahmi. Sampai-sampai, kami diajak berjanji untuk menjaga rumah kami, Himabio! Kak Ridwan menjelaskan pentingnya menghargai waktu. Ayooo, siapa yang datang tadi telat? Jangan ulangin lagi, ya... Kak Fajar, menyebut-nyebut tentang 'kutu'. Apa maksudnya? Ini tentang keberadaan kutu yang lebih baik di luar, melihat dunia dibanding terus menerus galau di bawah rambut *eeeh, ini berfokus pada sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Great! Kita terus mendapat istilah-istilah baru serta pengetahuan untuk memperdalam keorganisasian Himabio. 

Materi kedua, lebih menggungah! Ini karakterku, apa karaktermu? Dipimpin oleh Kak Abdul Basyir dari Atom Indonesia, kita diberikan waktu 10 menit untuk mengisi kuesioner berupa pilihan-pilihan karakter. Dan... hasilnya, beragam, ada yang berkarakter sanguinis, korelis, melankolis, dan plegmatis. Terus apa bedanya? Oke, dibahas, ya. Sanguinis, si empunya karakter ini biasanya blak-blakan, suka tampil, easy going, dan humoris tapi suka lupa, egois, dan kadang tidak produktif. Si korelis adalah yang punya jiwa pemimpin, kuat, optimis, produktif, aktif, jadi dominan dalam suatu forum, tapi ialah si ceroboh karena serba cepat maunya. Melankolis, si cerdas, si setia, yang sensitif, yang rela berkorban, dan perfecto! tapi suka lama ambil keputusan, pemurung, dan negative thinking. Terakhir, si plegmatis, tipe orang yang sabar, menyenangkan, punya sikap pendamai, tenang, tapi suka egois juga, menunda pekerjaan, dan ngga punya motivasi. Nah, sudah tahu karaktermu belum? Buat apa sih kita tahu itu? Perlu pastinya dalam mengenal diri sendiri karena kita dapat mengetahui potensi dan kapasitas yang kita miliki sehingga kita dapat belajar, refleksi diri, dan memperbaiki kekurangan sehingga bangga jadi be your self and can do the best! Dalam organisasi, bagaimana? Nah, dengan tahu karakter teman-teman kita, kita bisa saling memahami sehingga tahu orang-orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat *tapi ini bukan maksud buat underestimating loh, tapi tahu kapasitas. Paham dalam menghadapi si sanguinis seperti sikap memaklumi atas tingkahnya yang blak-blakan, si melankolis yang suka pesimis perlu diberi kata 'all iz well' biar dirinya nggak merasa tertekan, si korelis yang suka dominan ini yaaah kita siap mengalah atau berkepala dingin deh kalau mau diskusi sama yang ini takutnya malah main dominan-dominanan lagi, kalau si plegmatis wajib diberi motivasi, nih maklumlah si tipe ini suka nggak punya motivasi jadi kita siap buat jadi cheerleader buat nyemangatin. Nah, penting, kan? Memang karakter ini nggak sepenuhnya adalah karaktermu, tapi seenggaknya bisa mewakili karaktermu. Jadi, kita bisa mengenal diri sehingga dapat melakukan hal yang be your self untuk memberikan kontribusi maksimal yang do the best. Sepakat!

Menginjak hingga sore, acara focus group discussion dimulai. Ada kakak-kakak pembimbing dari Himabio 2011/2012 membimbing kita di tiap group. Progressif! Kita menyimpulkan berbagai masalah yang ada di Himabio dan mendiskusikan solusi-solusi yang dianggap tepat untuk masalah yang ada. Semoga semua permaslahan ini menjadi pelajaran yang nantinya bisa kita perbaiki bersama secara profesional. Kesepakatan-kesepakatan pun telah lahir setelah itu, tetapi kesepakatan untuk menghargai waktu adalah yang utama. Selamat, keluarga Neuron, kita telah meng-upgrade diri menjadi sistem diri yang lebih profesional. Ingat, upgrading ini masih ada lanjutannya di Sabtu depan, biar sistem operasi diri kita saling berinteraksi secara sempurna. Semangat, Para The Best Legislator!

Laporan : Megawati, 6 Maret 2013

Senin, 25 Februari 2013

Umbi Lapis dan Kacang Tanah


Umbi Lapis
Umbi lapis atau yang kita kenal salah satu contohnya adalah bawang memiliki umbi yang terstrukstur lapisan-lapisan dari pelepah daun. Daun muncul pada bagian ujung umbi sedangkan akar serabut akan muncul pada bagian bawah umbi. Perkembangbiakan umbi lapis ini dengan suing yaitu pada tunas ketiak paling luar. Suing awalnya mendapat makanan dari induknya. Siung bisa berfotosintesis saat suing memiliki daun dan akar. Maka, cara perbanyakan umbi lapis ini adalah dengan siung yang nantinya dapat berakar dan berdaun sendiri setelah dipisahkan dari induknya. Contoh umbi lapis antara lain bawang merah, bawang putih, bunga bakung, dan bunga tulip.

Kacang tanah (Arachis hypogaea)  
Kacang tanah adalah tumbuhan yang bepolong di bawah permukaan tanah. Kacang tanah termasuk tanaman legum-leguman yang memiliki perakaran yang dalam di bawah tanah. Polong kacang tanah yang merupakan bagian yang dimanfaatkan terbentuk di bawah tanah. Polong ini berasal dari perkembangan ginofor.
Bunga yang berhasil mengalami penyerbukan biasanya yang terbentuk pada hari kesepuluh. Setelah penyerbukan, ginofor tumbuh dari dasar bunga secara geotropisme dan terus menembus tanah dan setelah dalam, ginofor tumbuh secara mendatar lalu membengkak, dan membentuk polong. Perbanyakan kacang tanah secara generatif dilakukan dengan biji.

Minggu, 24 Februari 2013

3 Hati. 2 Dunia. 1 Cinta

Barusan, gue nonton film berjudul 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta. Emang itu film sebenernya udah lama, tapi baru berkesempatan nonton barusan. Film karya Mas Hanung emang gue nggak perlu ragu lagi, menurut gue bagus-bagus. Oke, back to that film, sangat menarik bagi gue film cinta dengan problema yang rumit dan sarat pelajaran berharga. Film ini mengajarkan gue begitu berharganya cinta kekasih, cinta keluarga, dan cinta keyakinan. 

Reza Rahadian pas banget memerankan Rosyid dengan karakter seorang penyair yang suka bebas dan kritis tapi sayang keluarga. Laura Basuki sebagai Delia, anak orang kaya yang cinta sama Rosyid harus teguhin hati buat bener2 milih Rosyid karena perbedaan mereka. Dan Arumi B sebagai Nabila yang sholehah, memendam cinta ke Rosyid, dan harus rela tidak dipilih Rosyid. 
Ketertarikan gue terhadap film ini di mana Rosyid mulai bimbang terhadap keinginannya bersama Delia yang lebih memilihnya dibanding kuliah di luar negeri. Situasi keluarga Rosyid yang agamis dan perangai bapaknya yang lucu tetapi tegas dan ibu yang sangat lembut dan pengertian membuat karakter kocak dari Rosyid terbangun. Bahkan, gue ngakak pas adegan bapaknya nyari parfum bulbul *lupa apa namanya. Inilah yang sering terjadi di masyarakat kita, mengaku yakin akan kehendak Tuhan tapi masih percaya terhadap benda-benda mati yang katanya berkhasiat dan meyakini kata 'orang pintar'. 

Bukan sekedar galau! Rosyid akhirnya memutuskan pergi dari rumah biar bisa berpikir. Namun, semakin rumit saat ibu dan bapak Rosyid secara tiba-tiba melamar Nabila untuk Rosyid. Bapaknya tidak akan pernah setuju dengan hubungan Rosyid dan Delia, maka orang tuanya bertindak kayak gitu agar nggak kehilangan Rosyid. Apa yang bakal lo rasain kalau itu terjadi sama lo? Lo cinta sama orang beda agama, nggak disetujuin orang tua, dan tiba-tiba lo mau dinikahin sama orang yang nggak lo cinta? Lo sayang pacar lo tapi lo juga sayang sama keluarga lo.  Frustasi! 
Gue pikir, film ini berujung di penyatuan cinta Rosyid dan Delia tapi lebih seru dan berharga dari itu. Kenapa? Soalnya, walau orang tua mereka nggak setuju, orang tua mereka membebaskan pilihan buat mereka. Terserah. Keluarga Rosyid, Delia dan keluarga, serta Nabila menonton penampilan Rosyid. Gue pikir di sinilah mereka disatukan oleh keluarga, dan Nabila pun telah rela cintanya tak terbalas. Tapi ternyata, Rosyid dan Delia tetap berdiri pada perbedaan keyakinan agama masing-masing namun saling meyakini cintanya akan bertemu di surga kelak. 
Rosyid akhirnya menikah dengan wanita asal arab, Delia melanjutkan kuliah di AS dan menikah, Nabila menikah dengan pengusaha sukses. 

"Masalah jodoh, memang siapa yang tahu..."



Baca juga:

Lalu dan Nanti... Kini


Malam penuh larut, dan lelah menjalar ke seluruh sendi... Tapi mata, kenapa kau masih terbuka? Hei otak, masih saja kau membuatnya terbuka? Ada-ada saja yang dipikirkannya malam ini...

Mimpi... Adakah kau mimpi begitu indah jika kau kugenggam, namun sulitnya ternyata
Hei mimpi, kau masih di ujung sana, diam. Dan sama, aku pun diam seribu langkah
Oiii, mimpi! Masihkah kau mendengar, tunggu jangan menjauh

Bagai menonton di layar lebar, kenangan-kenangan indah selalu diputar
Tersenyum, bangga, tertawa, bahagia
Dan itulah dimana kukatakan aku tentram

Gubrak! Aku terbangun kini
Mimpi semakin sulit kini
Hingga kuberpikir bagaimana membuatnya mendekat kesini

Kenangan dan mimpi, antara lalu dan nanti
Aku berjalan saat ini kini
Dan masihkan terus menanti? Menanti untuk terus kenangan mengejar ku kini atau menanti menarik mimpi
Kudekatkan wajah ini ke bumi dan kukatakan aku butuh jawaban...



Minggu, 17 Februari 2013

Melirik Potensi Panas Bumi Indonesia

Liburan tahun ini, membawaku untuk menikmati Dieng, Jawa Tengah. Dengan berbagai potensi yang ada pada daerah ini, takjub kumelihatnya. Daerah subur, pemandangan yang indah, dan masyarakat yang agamis serta ramah adalah daya tarik bagi para wisatawan. Saat mobil telah menanjak ke arah Desa Sembungan, terlihat asap mengepul tebal di kejauhan, Kawah Sikidang. Itulah potensi tak kalah lainnya di daerah gunung api aktif ini, energi panas bumi. 

Penasaran dengan potensi panas bumi tersebut, aku melirik sumber bacaan potensi panas bumi di Indonesia. Sungguh bangga saat tahu bahwa Indonesia memiliki 40% potensi panas bumi dunia, itu berarti yang potensi terbesar dunia ada di Indonesia. Dengan wilayah di daerah cincin api dunia, tidak mengherankan Indonesia memiliki potensi besar tersebut. Bersumber dari Badan Kementerian ESDM (2011), terdapat 276 titik daerah potensi panas bumi yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores, Maluku, dan Irian Jaya, dengan total potensi sebesar 29.038 GWe. Saat ini, terdapat 7 PLTP yang telah dimanfaatkan, yaitu Kamojang, Salak, Darojat, Wayang Windu, Dieng, Lahendong, dan Sibayak. Namun, itu masih 4,3% dari potensi yang ada yang baru dimanfaatkan. 

Energi panas bumi begitu perlu dikembangkan karena energi ini dapat membantu mengurangi permasalahan lingkungan. Pemanfaatan energi panas bumi tidak menimbulkan emisi gas rumah kaca sehingga dapat meminimalisir efek rumah kaca yang berkontribusi dalam pemanasan global. Energi ini pun bersifat permanen dan merupakan alternatif sumber energi fosil yang tidak terbarukan. Pengembangan energi ini pun nantinya dapat diharapkan menghemat devisa negara untuk impor energi dan menghemat cadangan minyak bumi. Selain itu, potensi panas bumi yang besar, dapat memenuhi kebutuhan energi nasional. 

Pemanfaatan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik menurut sumber Greenpeace, menggunakan sumur dengan kedalaman 1,5 km atau mencapai cadangan panas bumi. Panas dari cadangan panas ini secara langsung menggerakan turbin, yang lainnya memompa air panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Dengan begitu, terdapat kilatan panas yang dapat menggerakan generator turbin. 

Skema pemanfaatan energi panas bumi (Sumber: Pertamina Geothermal Energy)















Skema pemanfaatan langsung energi panas bumi (Sumber : Pertamina Geothermal Energy)


















Pengembangan potensi energi panas bumi ini memiliki masalah yang dihadapi, yaitu ada dua. Pertama, titik potensi energi terdapat di lahan yang merupakan daerah konservasi. Kedua, selama pemerintah terus menganggarkan besar subsidi BBM, energi ini sulit berkembang karena kesenjangan tarif. Maka dari itu, perlu upaya yang sinergis, salah satunya kebijakan yang pro terhadap pengembangan potensi energi wilayah Indonesia dan mendukung pengembangan teknologi dalam pemanfaatan energi yang ramah lingkungan.

Referensi :

Sabtu, 16 Februari 2013

Pelantikan HIMABIO Kabinet Neuron Tahun 2012/2013

Alarm berdering saat jam tepat menunjukkan pukul 05.00 WIB. Bergegas untuk Sholat Subuh terlebih dahulu, baru mandi. Pakaian, segera nyari rok hitam (yang ternyata belum disetrika) dan kemeja berwarna ungu dengan jilbab dengan warna senada. Gue dipercaya sama para BPH Himabio buat jadi pembawa acara Pelantikan bareng Shilmi. Buat jaga-jaga alias persiapan, gue membuat naskah MC Pelantikan, yang pastinya bergenre formal. Selesai itu, perut pagi yang kosong mulai bertanya sama yang punya "Kapan makan, Nona" pastinya yang diartikan dari bunyi keroncongan yang dahsyat. Makan dengan sesuatu yang berbentuk panjang, kuning, direbus, pakai bumbu, enak (baca: mie). Pukul 07.30 berangkat... 
Di B1C3, baru sekitar sepuluh orang yang mejeng di depan, masuk ke dalam, ada Olip dan Yuli. Segera gue kasih titipan Olip berupa kotak, empuk, putih, isi coklat, harga 3000 (baca: roti isi coklat). Pai dateng dengan segala keriwehannya, gue diberitahu kalau Shilmi nggak jadi MC-ing karena serak. Yah, begitulah alasannya, MC-ing bareng Arreza. Pake pemanasan dulu, kami berkomplot biar nggak ngaco saat MC-ing. So, jadilah MC Kondang'an mengudara (gue dan Arreza tertuduh sebagai itu).
Segala hormat sudah dijabarkan oleh Arreza, segala puji dijabarkan oleh gue, selanjutnya pembacaan doa oleh Mashudi. Selanjutnya adalah presentasi dari 7 divisi yang ada di Himabio 2012/2013, yaitu BPH, PSDM (divisi gue), Biosains, Bioworld, Infokom, Pamabi, dan OWA (Observasi Wahana Alam). Setiap Ketua Divisi dengan runut dan jelas menjabarkan tiap program kerja per divisi. Intinya, BPH mengurus administrasi anggota, Biosains salah satunya mengurus pelatihan karya ilmiah, Bioworld tentang softskill kebiologian, mengurus MGF, dan bareng Biosains mengurus BIONIC (Seminar Biologi), Infokom pastinya mengurus segala informasi dan komunikasi untuk warga Biologi, Pamabi mengurus bagian sosial seperti Kakak Asuh, Probebi, dan klinik belajar, OWA dari namanya pasti ini lebih ke arah observasi lapang, sebentar lagi bakal ngadain acara menanam bakau, dan terakhir adalah PSDM, yang menurut Zulfikar (Kadiv PSDM saat ini) sebagai berikut :
1. Divisi Paling Semangat Dalam Mengompakkan
2. Divisi Paling Sehat Dalam Menyehatkan
3. Divisi Paling Seru Dalam Menyatukan*
4. Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
*maaf lupa, Zul yang bagian ini... 
Kenapa begitu, karena akan terlihat dari program kerja yang diusung oleh PSDM :
1. Upgrading, yang akan dilaksanakan sebentar lagi
2. Spirit, ini acara dari BEM FMIPA, kami sebagai koordinator atlet Biologi
3. Grand Biodiversity, acara olahraga dan seni dari Biologi
4. Kunjungan industri, sebagai pengembangan dari keilmuan Biologi
5. MPD (Masa Perkenalan Departemen)
Keren, kan??? Hha...
Selanjutnya, acara inti : Pelantikan Badan Pengawas, Kadiv, Putra dan Putri Himabio. Acara ini dipimpin oleh Mba Kanthi dan selanjutnya dipimpin oleh Ahmad Rifai (Ketua Himabio Kabinet Neuron). Beliau membacakan janji dan kemudian diikuti oleh semua. Setelah pelantikan itu selesai dengan penyematan emblem, ada wejangan dari Rifai. Dia menekankan hal-hal penting dan detil lainnya di dalam tiap divisi dan berharap semua divisi dapat berkoordinasi serta peduli sesama. Wejangan dari Mba Kanthi menekankan 3 poin, yaitu :
1. Jangan campuri urusan orang lain. Lihat dirimu dulu dalam melakukan sesuatu dan berikan yang terbaik, tidak perlu mengurusi urusan orang lain. 
2. *
3. Jadikanlah musuh besarmu adalah partner kerjamu. Walau bagaimana pun, kita dituntut untuk bertindak profesional, tidak peduli siapapun dia di hadapan kita. 
*maaf, Mba Kanthi, lupa bagian ini. Hhe...
Intinya adalah "Do your best. And it will be fine" Cakeeep dah...
Acara terakhir yang ternyata bikin bosen adalah pembacaan surat tugas sama Rifai. Untunglah, nggak ada surat tugas buat masing-masing anggota, bisa kabur semua sebelum acara selesai. Secara serempak, kompak, dan loud speaker, setelah pembacaan surat tugas, semua mengucap "Alhamdulillah..."
Gue dan Arreza mohon undur diri. Minta maafan udah. Terima kasih juga udah. Wassalam...
Semua bergegas ke gladiator IPB, berfoto ria... cekrak-cekrek... hasilnya, nanti ya diupload :)

"Semoga kita menjadi keluarga yang saling mengayomi, menghormati, dan menyemangati dalam setiap lika-liku kehidupan. Do your best, guys!"

Kamis, 14 Februari 2013

Sang Pencipta Cinta (Cinta yang tumbuh karena keyakinan)

“Jomblo’s day!” teriak gue di tanggal 14 Februari 2013 di pagi hari, mengundang tawa teman-teman kos. Wah, keluar dari kamar buat kuliah pagi, sebagian teman kos secara nggak sengaja makai baju dengan warna kebanggan yang memancarkan cinta ‘pink’. Rasanya, gue pingin ketawa melihat mereka yang sebagian besar jomblo juga, seperti merayakan hari ini.
Ke kampus, dengan kesenangan tadi malam membuat hari ini cerah banget. Walau gue nggak kayak teman yang pakai baju ‘pink’ tanda cinta itu, gue tetap merasakan cinta. Kesenangan tadi malam pun bukan tentang candle light dinner, bukan tentang pernyataan ‘aku suka kamu’, atau bukan tentang kado yang dipersembahkan buat seseorang yang spesial. Tetapi, ini tentang cinta yang tumbuh karena keyakinan.
Tadi malam, Febri, dialah yang saat ini menjadi PJ sebuah program binaan untuk anak-anak mengajak gue untuk terus bergabung di program tersebut. Saat penawaran itu terucap, teringat kembali kenangan yang dari itu gue belajar dan mengerti bahwa itulah arti cinta…
Hujan tak kunjung reda setelah kami, kakak-kakak pembimbing program binaan anak-anak mengajar anak-anak di sebuah majelis ta’lim. Kami belum memutuskan untuk pulang hingga hujan reda karena kami lupa membawa payung, maklum di sini hujan adalah sahabat yang sering kami kenal dan sering mengajak main dengan tiba-tiba, membuat kuyup bermain bersama. Selain kami di majelis itu, masih ada dua bocah yang berpakaian lusuh dengan celana pendek yang sudah bedel bagian pinggirnya.
“Kamu nggak pulang?”
“Nggak, Kak. Ini masih hujan, nggak bawa payung juga”
“Wah, sama, dong kayak kita. Lupa juga bawa payung. Kakak yang lain juga nggak bawa payung. Ya, udah ayo ke sini, kita makan snack bareng”
Ini adalah pertemuan kedua yang kami adakan kepada anak-anak di sebuah perkampungan dekat kampus. Mayoritas, mereka bukanlah anak-anak yang beruntung dapat mengecap bangku sekolah. Di binaan ini terdapat 25 anak yang tiap Sabtu dan Minggu ikut belajar bersama dan 15-nya adalah mayoritas tadi. Pertemuan baru ini masih masa perkenalan kami dengan mereka sambil kami mengajar pelajaran sekolah.
Kami memutuskan pulang walau hujan masih memberi titik-titik pada wajah kami, basah. Saat kami meminta izin duluan pulang kepada dua bocah itu, mereka mengangguk dan tersenyum, mengatakan kalau mereka menunggu hingga hujan benar-benar reda.
Pulang sore dengan basah kuyup, ternyata hujan tadi hanya reda sebentar. Di kos, segera mandi dan beristirahat. Waaaah, nyaman sekali tubuh ini diletakkan di kasur, relaksasi otot-otot yang tegang, dan melenturkan sendi-sendi yang kaku. Pukul 20.00 WIB, entah kenapa gue terbangun tiba-tiba. God! Gue belum sholat maghrib. Lima menit menyayangkan hal itu, gue beranjak ke ruang televisi, menonton. Gue lalai.
Rasa lapar di malam hari itu, membuat gue yang sebenernya sangat malas keluar, mengunci pintu dan berangkat mencari makan. Nasi goreng spesial, gue pesan di salah satu warung makan depan gang kos gue.
“Assalamu’alaikum… Permisi.” Suara kecrekan dimulai disertai suara menyanyi yang sumbang.
Astaga! Mereka masih ngamen?
“Dek, sini!” mereka menoleh dan bergegas menyalami.
“Hai, Tina, Nina… hayoo, inget Kakak siapa?”
“Kak Obi” Tina menjawab semangat. Dia, yang kutahu setelah dua kali pertemuan ini adalah seorang kakak dari Nina, tidak bersekolah, mengamen.
“Kalian makan, yuk bareng Kakak? Mau pesan apa?”
Mereka duduk dengan tertib di depan meja. Menatap wajah-wajah bocah yang senang ditraktir makan, gue tertawa. Dan mereka segera menyebut ‘nasi goreng’ memesan kepada abang nasi goreng.
“Kalian suka nggak kami tiap minggu ke sana?”
“Wah seneng, Kak. Seneng! Aku kan jadi bisa baca”
“Aku juga bisa ngitung.” Jawab Nina malu-malu
“Wah, Nina mau bisa ngitung, nih? Sekarang udah bisa ngitung sampai berapa?”
Nina, bocah berumur lima tahun itu hanya tersenyum malu.
“Tenang, kakak-kakak bakal terus ke sana tiap minggu. Pastinya, kalian kalau mau bisa, ikut belajar, kita latihan bareng”
Makanan pesanan kami datang. Haruuum dari asap yang keluar dari nasi-nasi yang digoreng itu membuat kami ingin segera makan.
“Ayo, makan!”
Nina tertunduk dan seperti bicara dalam hati, begitu pun Tina. Membuat gue berpikir ‘kenapa dia’. Dan gue terkejut sendiri dalam hati, mereka sedang berdoa. Seperti malu, gue yang selama ini sering lupa berdoa sebelum makan, diingatkan sama dua bocah ini.
“Kalian tinggal di sebelah mana dari majelis?”
“Hmm, di bawah, Kak.”
“Banyak yang di bawah?”
“Nggak, Kak. Cuma rumah kita yang di bawah. Terus kalau... huk uhuk…“ batuk Tina menghentikan kalimatnya.
"Aduh, coba minum dulu" segelas air putih langsung diteguknya.
Kalimat itu pun berhenti sampai di situ dan baru gue ketahui maksudnya saat esok hari.
"Kamu kok malam hari gini masih ngamen?"
"Iya, belum ngantuk kok Kak" jawab Tina masih semangat
"Masa' sih? Emang nggak dimarahin mama?"
"Nggak, kok. Hmm, ibu sakit, Kak."
"Hah, sakit? Sakit apa? Udah berobat?"
"Hmm... Belum, Kak. Belum punya uang." jawab Tina dengan suara mulai menipis, gue merasa iba.
"Kalian berdua nggak takut malam-malam begini? Belajarnya lagi kapan?"
"Nggak takut, Kak"
"Bener, nggak takut? Nanti ada hantu, lho!" meledek mereka dengan gurauan
"Nggak, lah, Kak. Kan selalu ada Allah yang melindungi kita. Dimana pun kita berada, Allah selalu lihat dan kalau kita berdoa, kita jadi berani, deh" jawaban yang meluncur dari bibir mungil Tina membuatku diam. Seperti ada panah panas yang menancap pas di hati.
"Besok, Kakak dan teman-teman ke rumah kalian ya?"
Mereka saling tatap lalu mengangguk. Nasi goreng pun tinggal separuh, lahap mereka memakannya hingga tinggal butir-butir nasi tersebut dan mereka menghabiskannya.
"Wah, gimana nasi gorengnya?"
"Alhamdulillah, Kak. Enak. Kenyang! Terimakasih, ya, Kak." 
"Oke. Sekarang, kalian pulang, ya. Ini buat ibu kalian" gue menyerahkan sebungkus nasi goreng dan memberi sedikit uang.
"Baik, Kak. Terima kasih banyak, ya, Kak. Semoga Allah semakin cinta dan selalu melindungi Kakak."
Cinta? Bahkan mengingat-Nya pun gue jarang. Apakah bisa gue dicintai-Nya? Semakin tersudut atas pernyataan dan pertanyaan itu. Hati terasa sakit. Suasana menjadi hening, kata-kata itu membuat gue berpikir. Kenapa anak-anak ini begitu percaya pada-Mu, Tuhan? Padahal mereka susah. Dan gue yang selalu lalai, diberikan harta yang berlimpah, kasih sayang orang tua yang tidak perlu diminta, dan kalau sakit, gue tinggal ke dokter keluarga. Tetapi, mereka selalu mengingat-Mu, selalu percaya pada-Mu, dan sangat meyakini-Mu. Merekalah justru yang tidak merasa kekurangan walau mata manusia ini begitu kurang melihat layaknya hidup mereka. Mereka mencintai-Mu sepertinya, Tuhan, begitu pun dengan Engkau... Itulah bedanya dengan diri ini yang selalu merasa takut. Takut, tidak bisa dicintai oleh Tuhan, Sang Pencipta Cinta...
Pertemuan gue dengan kedua anak itu adalah yang terakhir kali. Setelah terdengar kabar bahwa sungai merendam sebagian daerah di bantaran sungai dekat tempat binaan kami, kami segera ke daerah itu sebagai relawan. Alangkah sedih kami melihat rumah Tina, Nina dan ibunya tak tampak di permukaan sungai yang mengganas. Mereka dikabarkan hilang.
Biarlah pertemuan ini menjadi yang terakhir di dunia. Kalimat manismu dan kalimat doamu yang terucap malam itu selalu terkenang dan menuntun diri ini menjadi pribadi yang selalu berusaha mencintai dan dicintai oleh Sang Pencipta Cinta.
Semoga kita dipertemukan kembali dalam surga nan abadi yang penuh dengan cinta hakiki dari Sang Pencipta Cinta... Amiiin.