Minggu, 03 Agustus 2014

Bincang-bincang seru di tahun 2014. Ini kita!

Malam hari ini dengan niat mengedit pembahasan skripsi malah buka blog. Kangen sama blog ini yang lama-lama udah nggak ber-ruh.

Pertemuan Sabtu kemarin sebenarnya dilatarbelakangi oleh ajakan Angga untuk jogging dan renang pada Kamis. Tetapi, karena hal-hal itu nggak bisa gue ikuti pada Kamis, gue mulailah mengajak teman-teman lain jogging pada hari Sabtu. Secara liburan masih ada, gue rasa pas banget kalau kita ketemuan Sabtu tanggal 2 Agustus 2014. Dudu OK, Desty OK, Aini OK, Ridha OK, Ade OK, Wahyu OK tetapi sang pelatar belakang bilang "Kalau gue bangun, ya". As usual... 

Pagi menjelang siang, gue dan Ridha baru datang dengan cantiknya sedangkan Aini dan Desty telah lusuh dimakan matahari di Rotunda. Niat jogging terlaksana dengan mengitari UI dan akibat itu gue baru tahu letak-letak fakultas hahaha... *selama ini nggak diperhatikan. Dari MUI yang letaknya dekat Perpustakaan, gue dan Ridha melewati Fakultas Hukum, lalu belok ke kiri, nah itu ada fakultas apa ya (duh lupa), terus lanjut Fakultas Ekonomi, lanjut Fakultas Teknik, juuut Stadion UI, eh berasa ketemu teman SMA yang ternyata hanya kesiweran mata saja, juuut ke Rotunda. Bertemulah kami dengan Aini dan Desty. Sepi gimana gitu... apa karena gue kesiangan, ya? Apapun deh, yang pasti masih ada penjual minuman dan kakek penjual layangan. Layangannya Rp2000 loh! Dikira Rp5000 hahaha berniat nawar nggak jadi karena itu woooow murah euy. Syalalala main-main di Rotunda dengan layangan mungil, merasa mengganggu yang masih jogging berhentilah layangan diterbangkan, hmm padahal nggak terbang-terbang sih.

Oke, para lelaki di Kukel yang secara hellooow gue nggak tahu itu dimana. Akhirnya, kami para wanita keceh ke MUI. Dan kumpulah kami di pojokan kantin MUI yang sebelumnya merasa tergerak hatinya untuk pindah karena ada 'tabunan rokok'. Makan-makan sambil ngobrol ngalor-ngidul sampai gue nggak ngerti inti pembicaraannya kemana. Hingga adzan Zuhur berkumandang, kami memutuskan ke rumah gue (baca: Istana Princess Mega). Pake skenario Ridha tertinggal di MUI biar diboncengi motor Wahyu hahaha mohon maaf ya, Ridha ceritanya biar nggak ada yang naik angkot. Alhasil, Ridha, Dudu, Wahyu, dan Ade nyampe duluan di Istana Princess. Sedangkan sang Princess masih milih-milih sepatu kaca *preeet...

Ki-ka: Ridha, Desty, Aini, Ade, Wahyu, dan Dudu.
Asyiknya tuh di sini! Perbincangan demi perbincangan hadir membumbui pertemuan kita. Dan kabar-kabarnya, salah satu teman SMA akan menyempurnakan agamanya dekat-dekat ini, Insyaallah. Bercerita tentang masa-masa SMA di antaranya kisah memenangkan lomba PMR (tandu) dengan tokoh utama korban ialah gue dan kisah kasih di sekolah yang diperankan oleh Ade dan Ridha *ihiy. Alhasil, Ridha merasa tak enak hati di-ceng-in terus menerus. Padahal Dha, Ade itu hatinya melompat-lompat karena dia kangen di-ceng-in hihihi. Ya kan, De? De? De?... (tanya sama konde). Aduh! Ampun, Dha.

Hati Ridha menjadi gelisah tatkala kentang goreng telah habis dilahap. Hehehe. Ia gelisah karena sang ayah menyuruhnya pulang di kala hari sudah sore. Ridha yang disuruh pulang, malah Wahyu yang pulang duluan. Dan baru tahu, ternyata Wahyu pulang karena malamnya mau ke Pangrango. Awas, ya, Way! Gue nggak rela kalau loe pulang nanti gendong perempuan lain*!
*perempuan lain berbaju putih berambut panjang bernama Kunti hihihihihi...
Setelah Wahyu pulang, gue antar Ridha ke rumahnya, secara Wahyu nggak mau diboncengin Ridha. Hmm eh salah deh, Wahyu nggak mau memboncengi Ridha. Tuh, Dudu! Lo mah mau cewek, mau cowok, mau cowok berbentuk cewek juga mau aja diboncengin.

Perbincangan makin seru, nih. Awalnya apa yah hingga ke pembicaraan ini. Hmm mungkin kisah kasih di sekolah atau syalalala hhe. Lanjut dengan proposal pernikahan dan tanya jawab dengan Ust. Herlambang Satrio. Hhe. Cieeee kita udah gede! Ngomonginnya beda! Hehehe...

Memang suatu saat kita akan menemukan Prince/ Princess kita tapi kita tahu kisah Cinderela yang mempersiapkan dirinya mengikuti pesta istana dengan memohon ibu peri memberikan gaun cantik dan kereta kencana lalu dengan sekejap berubah menjadi cantik jelita dengan gaun dan sepatu kaca hingga akhirnya ia menemukan pangerannya dan hidup bahagia selamanya. Begitu pun ingin kita bukan? Tetapi bukan dengan sekejap mata berubah cantik, karena hidup kita tak sekedar dua jam seperti kisah Cinderela. Kita perlu mempersiapkan segalanya sebelum hari itu tiba, mempersiapkan ruhiyah, ilmiyah tsaqafiyah, jasadiyah, finansial, dan sosial. Pernah inget, MR pernah bilang, Allah menjamin bahwa pria yang baik untuk wanita yang baik, dan begitu pun sebaliknya. MR melanjutkan, jadi saat kita sedang memperbaiki diri, ia pun sedang memperbaiki diri. Hmm... Lalu, timbul pertanyaan dari Ade, "Terus, Mega udah siap?" Gue ditanya begini rasanya pengen nyebur ke laut. Yang pasti, gue tidak ingin tergesa-gesa tetapi ingin disegerakan pada saat yang tepat dan terbaik, Insyaallah.

Lalu, apa itu jodoh? Jika yang telah menikah pun belum tentu berjodoh apalagi yang pacaran, bukan? Nah loh! Kata Ust. Herlambang Satrio, jika yang telah menikah hingga wafat masih dalam ikatan pernikahan, itulah jodohnya. Jika bercerai, hingga wafat ia tidak menikah lagi, mantan suami/ istri terakhir itu jodohnya. Ups salah! Kata Ust. Herlambang Satrio ya, nggak bercerai juga! Jika hingga wafat ia tidak menikah, bagaimana? Mungkin di surga-lah jodohnya berada. Hanya Allah Yang Maha Tahu. Ah, siapapun jodohnya, semoga kita dipertemukan dengan orang yang tepat dan terbaik hingga meraih surga-lah visi dari keluarga kita :) Aamiin.

Yang kaya? Yang tampan? Yang baik? Apa yang sholeh, nih? Jawabnya, kriterianya dilihat dari agama, keturunan, kedudukan/kekayaan, dan ketampanan. Ngomong-ngomong kriteria, gue, Aini, dan Desty bersyalalala. Gue yang iri sama teman sejawat yang hafizh Qur'an, keluarga pendakwah, baik sekali, dan tidak sombong, mungkin juga rajin menabung. Kalau bisa, ingin yang seperti dia, Ya Allah, bagi satu, Ya Allah... Aamiin. Aini dengan segera mengetik SMS kepada seseorang yang katanya okeh punya dan berniat memperkenalkannya dengan cewek keceh kayak gue dan Desty. Alhasil, nggak berhasil karena nggak mau sama anak IPB jiaaah udah ketahuan dia takut nilainya B (maksudnya, kalau jadi sama yang se-universitas nilainya B *apa deeeh). Iiih sorry banget, lagian eikeh juga nggak mau sama situh! Jadi sinis, hahaha...

Lanjut ke perbincangan proses. Kata-kata yang muncul adalah ta'aruf dan proposal. Aini berpikir, ia kemungkinan tidak memakai cara ta'aruf karena sulit menerima orang baru. Gue dan Desty juga berpikiran gitu, sih alasannya biar nggak shock aja ngeliat polah tingkah gue. Hehehe. Lebih memilih, orang yang sudah tahu karakter gue, dan dengan sadarnya bahwa gue-lah yang tepat dan terbaik menjadi pendampingnya. Mungkin, gue tipe yang senang untuk dicintai dan mudah menerima. Tetapi, Allah Maha Kuasa, saat ini sih gue berpikir begitu, mungkin pemikiran ini akan berubah atau tidak, ya seiring dengan pemahaman gue. Hmm, proposal. Sebenarnya, udah punya draft proposal itu, tapi sampai sekarang belum dibuka karena dirasa belum butuh untuk diisi, belum mau ngelamar juga *eh. Biarlah waktu yang menjawab. Aih, jadi inget janji dengan seorang sahabat, "Kalau gue belum menikah di umur 25 tahun, gue ikhlaskan semua via ta'aruf". Yah, masalah ngomong mah gampang, ya. Tapi ada rasa khawatir jadinya, pernikahan bukan masalah tepat waktu tetapi waktu yang tepat dan terbaik. Aduh, janjinya bisa diralat, nggak ya? Pesan: jangan asal janji, woy! Tahun 2017, Anda berumur 25 tahun. Ngok!

Tanggung jawab dan keluarga. Ust. Herlambang Satrio bilang, "Sang ayah biasanya akan mudah menerima yang setara atau lebih tinggi darinya." Wajar sih pernyataan ini. Orangtua kita udah membesarkan dan merawat kita hingga besar akhirnya dipinta untuk melayani orang lain. Ya, nggak rela-lah kalau yang minta juga nggak memberikan kepastian tanggung jawab dan kebahagiaan untuk anaknya tercinta. Ijab qabul tercermin di sini, setelah mengucapkannya, kebahagiaan sang istri menjadi tanggung jawab suami. Jika tidak bahagia, suami berdosa kepada orangtua, orangtua suami juga orangtua istri. Begitu kata Ust. Herlambang Satrio dengan Dudu yang manggut-manggut mendengarkan.

"Gue sangat kagum sama orangtua gue dimana mereka nggak saling menceritakan kejelekan bahkan sama anak-anaknya." ungkap Aini. Ini yang gue inginkan. Tapi ada hal lain yang dikhawatirkan, saat sudah berkeluarga, apakah bisa tahan dengan segala ketidakcocokan yang ada atau malah bosan sama pasangan sendiri? Belajarnya gimana, ya biar nggak bosan? Dan tiba-tiba gue pake nyeplos, "Ya, belajarnya otodidak". Apaan lagi? Hahaha kayaknya gue salah tangkep pelajaran, deh. Maaf teman-teman saya salah. Hmm, berarti berkeluarga juga perlu berkreativitas, ya.

Bincang-bincang seru ini tidak menyadarkan kita bahwa malam telah berpukul 9.00 WIB. Aini dan Desty nggak mau menginap malah pulang yang akhirnya Desty dianterin Dudu sampai Citayam. Aini naik ojek ke rumahnya di Cagar Alam. Dan Ade dengan sabar menunggu kehadiran Dudu kembali.

Asik sumpah, loh! Jarang sekali kita ngobrol hal-hal bersama seperti ini. Bagi gue, ini menambah kesadaran gue untuk mempersiapkannya jauh-jauh hari. Hhe. Begitu pun dengan kalian. Terimakasih ya, sob. :) Sukses untuk segala rencana dan aktivitas. Semoga Allah SWT meridhoinya. Aamiin.

Ki-ka: Aini, Dudu, Ade a.k.a Ust Herlambang Satrio, Desty, dan gue (Princess Mega)

Mohon maaf untuk segala becanda yang terlewat batas. Jika tidak berkenan, bilang ya! Bagaimanakah saya meraih puncak surga jika tengah surga tak diperkenankan. Mohon maaf juga dengan kesalahan lisan yang diucap, kesalahan tingkah yang diperbuat, mohon diberitahu dan maklumi. Terimakasih :)

2 komentar:

  1. yang kyk gini jadi alarm buat gw untuk mempersiapkan karena gak ternyata gak mudah untuk jadi cewek2 keceh nantinya (cowok2 keceh juga). buanyak yang harus dipersiapkan. pemikiran2 kalian memang tidak untuk dijiplak, tapi untuk dijadikan referensi kali yaa, kali aja ada yang cocok, haha. semoga kita dipertemukan dengan yang terbaik yaa
    makasih saudara saudari :)

    BalasHapus

Lihat, baca, dan rasakan. Bagaimana pendapatmu, Kawan?