Minggu, 03 Agustus 2014

Diawali dengan pertanyaan tentang puasa, jawabannya...


Seorang sahabat bertanya kepadaku tentang sejarah puasa. Aku terdiam dan tak punya jawaban. Ngawur! Alih-alih berusaha untuk menjawab. Setelah itu, berjanji pada diri sendiri untuk menemukan jawabannya. Aku percaya pada seseorang yang kukenal sangat baik dan berwawasan tentang ilmu agama. Kutanyakan hal itu, Alhamdulillah mendapat jawaban yang menurutku menjelaskan semuanya. 

Jawabannya:
Kenapa sampai ada perintah puasa? Hmm, taqdir Allah jawabannya. Hehehe... Puasa mulai disyari'atkan kepada ummat Nabi Muhammad SAW saat turun ayat 183 QS Al Baqoroh yang artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Hmm, selanjutnya mungkin untuk lebih memudahkan hal ini difahami, ada penjelasan tambahan. Islam setiap kali menurunkan syari'at itu selalu ada hikmahnya... diantaranya:
  1. Mensucikan jiwa dengan cara menaati perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, serta melatih jiwa uutuk kesempurnaan dengan mengendalikan diri dari kebiasaan2 yang tidak terpuji dengan tetap berharap keridhoan dari-Nya
  2. Memperoleh kebahagiaan berganda. Hadits rasul, "Orang yang berpuasa akan mendapat 2 kebahagiaan, saat berbuka dan saat berjumpa dengan Allah"
  3. Menguatkan kesabaran. Puasa adalah salah satu cara yang paling efektif untuk ini, sehingga rasul pun menamakan Ramadhan sebagai "bulan kesabaran"
  4. Menjadi perisai dari siksa neraka. Hadits Rasul "Puasa adalah perisai dari api neraka sebagaimana perisai dalam peperangan"
  5. Cara terbaik mengendalikan gejolak hawa nafsu
  6. Untuk pengampunan dosa. Hadits: "Barang siapa berpuasa dengan penuh keimanan maka ia akan diampuni dosa2nya yang telah lalu"
  7. Menumbuhkan rasa cinta sesama dan sosial yang tinggi, sehingga rasul menamakan Ramadhan sebagai bulan kasih sayang/tolong menolong
  8. Puasa adalah sarana untuk menyiapkan kita agar sampai kepada derajat manusia yang bertaqwa (Al Baqoroh: 183)

Wallahua'lam bissawab... begitu Mega. Maaf kalau masih tetap kurang :)

Lalu, pertanyaan melanjut tentang keimanan. Apakah setelah seseorang mulai kehilangan salah satu rukun iman bisa hilang yang lainnya?
Yang namanya rukun adalah suatu hal kalau hilang salah satunya maka gugur semuanya. Ibarat shalat tanpa Al Fatihah maka tidak sah, begitu pula islam/iman, hilang/tidak diamalkan salah satu dari rukunnya maka gugur pulalah iman/islamnya.
*na'udzubillah


Lalu, bagaimana kewajiban kita saat melihat kemungkaran?
Hadits rasul, "Jika kamu melihat suatu kemungkaran maka rubahlah dengan tanganmu, kalau tidak sanggup maka rubahlah dengan lisanmu, kalau masih tidak sanggup cukuplah dengan hatimu, itulah selemah2nya iman."
Maksud dengan tangan, tidak menunggu orang lain tapi kita rubah dengan diri kita sendiri (nasihati dll semampu kita dengan cara terbaik). Inilah keimanan tertinggi. 
Dengan lisan berarti sampaikan kepada orang lain yang lebih berwenang/dirasa lebih mampu (keimanan lumayan)
Dengan hati, ya kita nggak bisa olah sendiri juga nggak bisa bilang siapa2, cukup dengan berdo'a dan mengingkari dlm hati bahwa dia telah salah. Ini selemah2nya iman. 
Wallahua'lam bissawab :)

Terimakasih atas segala ilmu yang dibagikan, Sob dan sering merepotkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pekerjaanmu. Semoga Allah membalasnya dengan amal yang berlipat.

Di sini aku berusaha mencari tahu, semoga terjawab bagimu walau memang pasti ada hal yang kurang dapat diterima. Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk kepada kita, ke jalan yang dirahmati-Nya. Aamiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Lihat, baca, dan rasakan. Bagaimana pendapatmu, Kawan?